Law-Joker

Let's Make World Better

Halaman

Buaya Lambang Kesetiaan??

Sahabat jokerest, bertemu lagi. Kali ini kita akan membahas tentang Buaya. Hewan yang satu ini sering kali di identikan dengan ketidaksetiaan. Sering kali kita mendengar kata "Lelaki Buaya Darat" lelaki yang mata keranjang ataupun lebih asik kita sebut Playboy.

Namun apa jadinya jika buaya disebut lambang kesetiaan. Mungkin banyak yang bertanya-tanya. Ya memang benar, sepertinya ungkapan buaya sebagai lambang ketidaksetiaan sudah sangat sangat merekat kuat di masyarakat.

Hal ini berbeda, jika kita berbicara tentang budaya Roti Buaya dalam upacara pernikahan adat betawi.

Ya, roti buaya sepertinya telah menjadi hal yang wajib dalam upacara pernikahan adat betawi. Namun makna buaya yang terkandung dalam roti buaya yang dipercaya oleh masyarakat betawi adalah lambang dari kesetiaan.

Roti buaya adalah seserahan yang wajib dalam upacara pernikahan adat betawi, bahkan ada yang berstatment bahwa jika tidak ada roti buaya pernikahan bisa dikatakan belum sah. Memang roti buaya sudah menjadi suatu bagian dari budaya masyarakat betawi. Roti buaya ini biasanya dibawa terdiri dari sepasang buaya(jantan dan betina). Dimana buaya betina biasanya menggendong anak buaya di punggungnya.

Buaya dikatakan lambang kesetiaan, hal ini dikarenakan buaya adalah salah satu binatang yang paling setia dengan pasangannya. Kabarnya buaya hanya kawin sekali sepanjang umurnya. Jadi roti buaya yang dijadikan lambang dalam pernikahan adat betawi ini, membawa makna dan doa agar pasangan yang akan menikah ini akan menjadi pasangan setia seumur hidupnya.

Selain itu, buaya termasuk hewan perkasa yang hidup di dua alam. Hal ini juga bisa dijadikan perlambang dari harapan, agar rumah tangga menjadi rumah tangga yang tangguh dan mampu bertahan hidup di mana aja dalam keadaan apapun.

Selain terinspirasi perilaku buaya, simbol kesetiaan yang diwujudkan dalam sebuah makanan berbentuk roti itu juga memiliki makna khusus. Menurut keyakinan masyarakat Betawi, roti juga menjadi simbol kemapanan ekonomi.

Dengan maksud, selain bisa saling setia, pasangan yang menikah juga memiliki masa depan yang lebih baik dan bisa hidup mapan.

Ternyata filosofi yang terkandung dalam roti buaya, sangat-sangat dalam. Bukan hanya sebagai lambang kesetiaan, namun juga sebagai lambang kekuatan, baik kekuatan hati maupun materi. Sahabat jokerest, sepertinya jika kita hanya membahas filosofinya saja kurang asik. Alangkah lebih asik jika kita juga membahas cara membuat roti buaya.

Roti buaya terbuat dari adonan yang dibentuk menyerupai buaya dan memerlukan kesabaran untuk membuatnya.

Bahan-bahan yang diperlukan seperti 500 g terigu, 1 sdm gist, 30 g susu bubuk, 30 g gula pasir, 30 g mentega, 500 cc air, serta garam secukupnya.


Cara Membuatnya, campur dan aduk jadi satu bahan kering yang dituangi air perlahan-lahan. Lalu aduk hingga tercampur, masukkan mentega, dan aduk hingga menjadi adonan kalis. Diamkan 45 menit hingga mengembang. Kemudian, potong- potong adonan masing-masing 50 gram, pulungi dan biarkan 15 menit. Bentuk adonana yang telah dipulung menyerupai buaya, letakkan diatas loyang yang telah diolesi mentega, dan biarkan mengembang kembali selama 45 menit. Terakhir, panggang hingga kuning kecoklatan dan matang.

Nah sahabat, itu dia pembahasan kita di pertemuan ini. Jadi masih pantas tidak jika buaya kita identikan dengan ketidaksetiaan?? Jawabannya tanyakan ke hati anda. Wkwkwk garing ya sahabat. Ok, cukup sekian pertemuan kita. Tetep sahabat, jangan lupa untuk selalu "giving aura positif for world better", selayakanya moto law-joker. Pamit sahabat, kita berjumpa di lain kesempatan.
Share/Bookmark